Sekilas Fitrinela Patonangi

634 Views

JATI CENTRE – Inilah Fitrinela Patonangi kelahiran Polewali Mandar tahun 1980. Penulis buku Penyelesaian Sengketa Hasil Pemilu; Dinamika Pemberian Keterangan Bawaslu di Mahkamah Konstitusi, Penerbit Quantum, Yogyakarta.

Buku terbitan tahun 2020 ini, tidak lepas dari perannya sebagai Koordinator Divisi Hukum, hingga menjabat Ketua Bawaslu Sulawesi Barat, saat memberikan keterangan tertulis dan/atau lisan dalam persidangan Mahkamah Konstitusi (MK). Juga saat memberikan pendampingan penyusunan keterangan tertulis kepada Bawaslu Kabupaten/Kota di Sulawesi Barat dalam sengketa Pilkada.

Banyak ilmu dan pengalaman menarik tersaji di dalamnya, apalagi sebagai pelaku yang mengalami dan bergelut dalam kontestasi demokrasi di daerah. Tidak semata bahasan normatif, ada pengalaman juga gagasan.

Selesai pelaksanaan tugas pengawasan, di sela kesibukan yang padat, Fitri demikian sapaan akrabnya, masih menyempatkan menulis dan merenung hingga lahir karya buku yang layak dibaca penyelenggara pemilu, praktisi hukum, akademisi dan mahasiswa.

Pesan bijak, menulislah sebelum engkau ditulis, ternyata dilakoninya. Tidak banyak pejabat negara yang bisa membukukan gagasan dan ide bahkan dinamika pelaksanaan tugas dan kewenangan, seperti sosok yang pernah tercatat sebagai Dosen di Universitas Bosowa dan Universitas Sawerigading Makassar ini. Ia berani menulis, dan menyebarkan gagasannya.

Menurut peraih Doktor Ilmu Hukum Universitas Hasanuddin 2019 ini, penyusunan keterangan tertulis dalam pelaksanaan sidang sengketa hasil di MK, perlu diawali dengan pengumpulan dan inventarisasi data dan bahan hasil pengawasan.

Ini beralasan, data dimaksud akan memberikan penjelasan atas hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan Bawaslu dalam kegiatan pengawasan, penindakan pelanggaran, dan penyelesaian sengketa proses. Maka Bawaslu perlu membuat “bank data” yang menjadi ruang mengumpulkan dan inventarisasi data dan bahan seluruh tingkatan pengawas pemilihan.

Kapan dikumpulkan? Sejak dini, saat pekerjaan masih tidak terlalu banyak, secara perlahan terus dikumpulkan dalam sebuah sistem google drive. Hingga nanti saat dibutuhkan langsung tersedia, tidak kesulitan lagi.


Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makassar ini juga dikenal sosok rendah hati, ramah, dan sederhana terutama di kalangan teman sejawatnya. Fitri bisa bergaul dan diterima semua orang. Tidak pilih teman bergaul, semua dirangkul sebagai sahabat yang saling mengingatkan dalam kebaikan.

Contoh, saya bukan lagi penyelenggara pemilu. Fitri masih menyempatkan silaturahmi di sela kesibukan pelaksanaan tugas negara. Bercengkrama, nostalgia, saling dukung, dan memberi semangat hingga berbagi buku, dan berkomitmen tidak memutus silaturahmi walaupun telah sibuk dengan aktivis masing-masing.

Bagi mantan Anggota KPU Polewali Mandar ini, silaturahmi merupakan pembawa jalan rezeki dalam berbagai aspek. Bahwa tidak ada pertemuan sia-sia, semua memiliki nilai manfaat, entah kini atau di masa akan datang dipetik manfaatnya.

Tapi, ada yang berbeda topik pembicaan kami kali ini. Tidak membahas pengawasan Pilkada dengan berbagai lika-likunya, apalagi upaya hukum, dan praktik integritas. Pembicaraan fokus hal yang menyenangkan, dan bermanfaat saja. Terutama yang bisa memantik senyum dan bahagia meningkatkan imun tubuh.

***

Soal sosok Fitri, saya menyerap pengalaman khusus. Soal kecintaan dan penghormatan pada Habib, Guru dan Ustadz. Termasuk yang telah mendahului, hingga perlu menggelar perjalanan ruhani spiritual ziarah makam kepada mereka yang dimuliakan baik Pahlawan, Wali, atau Habib.

Setiap kali kunjungan ke daerah, dan di situ terdapat tokoh atau makannya, bagi Fitri lega hati dan perasaan setelah berkunjung meminta berkah dan doanya. Bukan memohon dan mengabulkan doa adalah mahkluk, sekali lagi bukan. Melainkan melalui perantara mahkluk untuk mendoakan kebaikan dan kelancaran segala aktivis.

Saya kira, kecintaan berangkat dari keyakinan atas mereka yang dimulikan karena memiliki iman, ketakwaan, dan bashirah (ketajaman mata hati) yang lebih dihadapan-Nya, hingga kerelaan, berkah, dan doanya menjadi jawaban atas uraian masalah hidup. Seraya terus berusaha berbuat dan beramal baik.


Palu, 23 November 2020
Ruslan Husen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.