Kelahiran & kematian tersambung

319 Views

Penulis : Moh Faidal Dg Pasau 

Kelahiran adalah sebuah proses pada hewan dan manusia di mana anak dikeluarkan dari badan ibunya. Bentuk berbeda dari kelahiran adalah ovipari, vivipari atau ovovivipari. Pada manusia, anak yang belum dilahirkan disebut fetus setelah masa embrio.

Kelahiran atau persalinan adalah tindakan atau proses melahirkan atau menghasilkan keturunan, juga disebut dalam konteks teknis sebagai parturisi.

Melahirkan secara Normal (Vaginal Birth) Keunggulan melahirkan normal: Proses pemulihannya dan durasi rawat inap di rumah sakit cenderung lebih cepat. Mempercepat proses bonding atau ikatan antara ibu dan bayi.

Metode Bradley

Dikembangkan oleh Dr. Robert Bradley pada akhir tahun 1940-an, metode ini membantu wanita melahirkan secara alami, dengan sedikit atau tanpa obat-obatan. Kursus menekankan nutrisi dan olahraga yang baik, teknik relaksasi untuk mengelola rasa sakit, dan keterlibatan suami atau pasangan yang efektif sebagai pelatih.

Kematian

Kematian adalah penghentian permanen yang tidak dapat dikembalikan dari semua fungsi biologis makhluk hidup.

[1] Kematian otak kadang-kadang digunakan sebagai definisi hukum kematian.

[2] Sisa-sisa makhluk hidup yang sebelumnya hidup, biasanya mulai membusuk segera setelah kematian.

[3] Proses kematian yang terjadi pada komponen penyusun makhluk hidup, seperti sel atau jaringan, disebut nekrosis. Sesuatu yang tidak dianggap sebagai organisme hidup, seperti virus, dapat dihancurkan secara fisik tetapi tak bisa dikatakan mati.

Konsep yang mendasari kematian adalah kunci pemahaman manusia tentang fenomena tersebut.

[4] Terdapat banyak pendekatan ilmiah dan berbagai interpretasi mengenai konsep kematian. Sulit untuk membuat satu definisi tunggal tentang kematian. Apalagi dengan munculnya terapi penunjang kehidupan dan banyaknya kriteria berbeda untuk mendefinisikan kematian, baik dari sudut pandang medis maupun hukum.

Kematian adalah hal yang pasti akan terjadi pada semua makhluk hidup, termasuk manusia.

Dalam pandangan dunia medis maupun dalam pandangan agama.

Moderasi Beragama Tanpa Makna

114 Views

Penulis : Moh Faidal Dg Pasau

Moderasi adalah jalan tengah. Dalam sejumlah forum diskusi kerap terdapat moderator orang yang menengahi proses diskusi, tidak berpihak kepada siapa pun atau pendapat mana pun, bersikap adil kepada semua pihak yang terlibat dalam diskusi. Moderasi juga berarti ‘’sesuatu yang terbaik’’. Sesuatu yang ada di tengah biasanya berada di antara dua hal yang buruk. Contohnya adalah keberanian. Sifat berani dianggap baik karena ia berada di antara sifat ceroboh dan sifat takut. Sifat dermawan juga baik karena ia berada di antara sifat boros dan sifat kikir.

APA ITU MODERASI BERAGAMA?

Moderasi beragama berarti cara beragama jalan tengah sesuai pengertian moderasi tadi. Dengan moderasi beragama, seseorang tidak ekstrem dan tidak berlebih-lebihan saat men – jalani ajaran agamanya. Orang yang mempraktekkannya disebut moderat.

Prinsip beragama ada dua: adil dan berimbang, Bersikap adil berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya seraya melaksanakannya secara baik dan secepat mungkin. Sedangkan sikap berimbang berarti selalu berada di tengah di antara dua kutub. Dalam hal ibadah, misalnya, seorang moderat yakin bahwa beragama adalah melakukan pengabdian kepada Tuhan dalam bentuk menjalankan ajaran-Nya yang berorientasi pada upaya untuk memuliakan manusia.

Indonesia sebagai sebuah negara yang memuat banyak sekali keberagaman yang terdiri dari keberagaman suku, bangsa, bahasa, adat istiadat dan agama, dewasa ini seringkali diterpa isu tentang radikalisme. Gerakan-gerakan yang mengatasnamakan kelompok tertentu ini semakin hari semakin tumbuh dan secara terang-terangan menyuarakan ideologi mereka.

Aksi teror, penculikan, penyerangan, bahkan pengeboman pun kian marak terjadi, Beragama itu menebar damai, menebar kasih sayang, kapanpun dimanapun dan kepada siapapun. Beragama itu bukan untuk menyeragamkan keberagaman, tetapi untuk menyikapi keberagaman dengan penuh kearifan. Agama hadir ditengah-tengah kita agar harkat, derajat dan martabat kemanusiaan kita senantiasa terjamin dan terlindungi.

Oleh karenanya jangan gunakan agama sebagai alat untuk menegasi dan saling merendahkan dan meniadakan satu dengan yang lain. Oleh karenanya, mari senatiasa menebarkan kedamaian dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun. Beragama itu menjaga, menjaga hati, menjaga perilaku diri, menjaga mulut, menjaga seisi negeri dan menjaga jagat raya ini.

Dosa pribadi berbeda dengan dosa bersama, manusia tetap dimintai pertanggung jawaban.